myspace icons

Selasa, 18 November 2008

Yeyen,Berkreasi dengan Limbah

Oleh Lis Dhanati
Sudah memiliki pekerjaan dengan gaji lumayan,tetapi justru keluar dan berburu barang bekas seperti pemulung,itulah Yeyen Komalasari(28)
Yeyen mengambil pilihan tersebut selain karena tidak merasa cocok dengan pekerjaannya sebagai karyawan administraisai keuangan disebuah perusahaan,juga karena dia yakin memiliki kemampuan kreatif.Maka,yeyen menyulap limbah kulit sintetis penyaring debu bijih besi PT Krakatau Steel enjadi barang kerajinan yang cantik dan fungsional.
Pilihan terhadap limbah dari PT Krakatau Steel itu bukannya asal-asalan.Salah satu alasan Yeyen adalah karena rumahnya di perumahan Sankyu,Serang,Banten,memang tak jauh dari perusahaan baja nasional itu.
Dari limbah trsebut Yeyen mengkreasikan berbagai macam produk,yaitu beraneka ragam barang kebutuhan sehari-hari,seperti tas,dompet,wadah telepon genggam,sajadah,gantungan kunci,cincin,juga gelang.
Produk yang paling sering menarik perhatian adalah helm berlapis kulit sintetik pada permukaan luarnya.Barang-barang itu dijual dengan kisaran harga mulai dari Rp.1.000 untuk cincin hingga lebh dari dari Rp.100.000 per buah untuk tas dan helm.
Sesuai dengan bahan dasarnya,warna semua produk hanya satu macam,yakni coklat muda.Warna ini pun didapat setelah limbah tersebut dicuci berulang kali menggunakan sabun deterjen."Dari proses awal sampai akhir,sekitar 20 kali pencucian,"ujar lulusan siploma dua jurusan pariwisata itu.
Untuk mempercantik penampilan produk,Yeyen menambahkan berbagai bentuk ukir-ukiran pada bagian permukaan produknya.Pada produk berukuran kecil seperti wadah telepon genggam,gambar yang terukir tergolong sederhana,seperti garis pendek-pendek atau polkadot.Sedangkan pada produk berukuran besasr,seperti tas dan helm,terukir gambar yang lebih rumit seperti naga,tengkorak dan bunga-bunga.
Ia memakai kata kerja mengukir karena hasilnya adalah permukaan yang diukir lebih cekung daripada permukaan yang tidak diukir."Saya menggembar polanya.Proses mwengukir sepenuhnya dikerjakan kakak saya,Abu Sopfyan,"ujar Yeyen.
Dengan proeses khusu,pola yang diukir memiliki warna coklat tua.Gradasi warna yang tajam dengan bagian yang tak diukir memperjelas pola yang di gambar Yeyen.
Mengikuti Pemulung
Yeyen menempuh proses cukup panjang untuk bisa menghasilkan produk yang kini diberi merek G-One itu.
Ia mengawalinya pada tahun 2004,yakni beberapa saat setelah keluar dari pekerjaannya.Tidak bekerja membuat persediaan uang Yeyen menipis.Ia pun putar otak dengan tujuan menghasilkan uang secara halal.Saat itu ia berpikir untuk membuat sesuatu dengan bahan dasar limbah.
"Saya belum tahu limbah apa yang bisa saya pakai.Saya hanya berpikir,bahan limbah pasti lebih murah.Maklum,saat itu modal saya sangat terbatas,"ujar Yeyen yang memulia usahanya dengan modal Rp.200.000.
Ia memulai langkahnya dengan mwengikuti pemulung dan mengamati barang-barang ayng mereka buru.Hal ini membuat ia dicurigai para pemulung,bahkan sempat dikejar-kejar.
Ketekunan Yeyen tak sia-sia karena ia kemudian menemukan limbah kulit sintetis yang ia yakin dapat dibuat sesuatu.Seteah menemukan materi tersebut,Yeyen kemudian memesan limbah itu kepada para pemulung.
Setelah menemukan materi,langkah berikut adalah menemukan cara membuat ragam hias diatas materi tersebut.ia sempat menggunakan spidol,tetapi,gambar itu luntur saat dicuci.
Percobaan Yeyen sangat terbantu Abu Sofyan yang mencoba menempelkan kain sintetis itu pada helm lalu mengukirnya.Abu juga mencoba membuat kaligrafi dengan bahan tersebut.Setelah helm dan kaligrafi,terpikirkan oleh Yeyen untuk membuat sajadah dan tas.
Saat itu ia belum punya mesin jahit.Jadi,ia menggunakan pelubang kertas dan pita untuk menempelkan bagian-bagian kain sintetis tersebut.
"Ada juga calon pembeli yuang menginginkan tas yang dijahit.Untuk memenuhi permintaan itu,saya mengeluarkan biaya tambahan sebab proses penjahitan saya serahkan kepada orang lain,"kata Yeyen.Setelah menabung sekitar satu tahun,Yeyen akhirnya bisa memiliki mesin jahit sendiri.
Keamanan produk

Dengan dukungan alat,Yeyen lebih leluasa mewujudkan desain-desainnya.Meski demikian,ia membuat batasan."Satu desain hanya saya buat tiga buah,"kataYeyen.
Menurut dia,batasan ini membuat dia teerus terpacu berkresi menciptakan desain baru.Atas bantuan Pemerintah Kabupaten Serang dan juga seworang tetangga,kini Yeyen memiliki empat mesin jahit.Sehari-hari,seorang kawannya menjadi rekan kerja.Jika pesanan menumpuk,ia meminta para tetangganya untuk membantu.
Karena berbahan dasar limbah penyaring debu bijih besi,Yeyen sering mendapat pertanyaan tentang keamanan produknya.
Namuun,Yeyen selalu menjawab dengan yakin sembari memperlihatkan kulit tangannya.
"Saya bertahun-tahun mengolah bahan ini,tetapi tak terjadialergi atau akibat lain.Sebelum diproses lebih lebih lanjut,bahan limbah saya cuci bersih-bersih,"kata Yeyen.
Perjuangan Seorang Yeyen
Dilihat dari skala usaha,apa yahng telahdilakukan Yeyen Komalasari memang masih termasuk usaha kecil.Meski demikian ,perjuangannya dalm mengembangkan usahanya patut diacungi jempol.I a adalah wirusahawati yang memulai uasahanya dari nol.baik dalam hal pengalaman maupun modal.
dicuriogai pemulung saat mencari bahan baku pada saat memulai usaha tahun2004 hanyalah bagaian kecil dari perjuangannya.Saat memulai menjual produk adalah penggalan cerita lainnya.
"Pertama kali saya mencoba berjualan di alun-alun kkota Serang.Kemudian,saya mencob berjualan ke kota jakarta.Saya pernahngampar(berjualan kaki lima) di jakarta,"kata Yeyn.
Proses berjualan di Jakarta menjadi kenangan tersendiri.Karena sama sekali tak mengenal Kota Jakarta,dia terpaksa harus"menipu"seorang kawannya untuk dia ajak menemani ke Ibu Kota.
Meski pernah bekerja sebagai karyawan administrasi bagian keuangan,Yeyen ternyata buta soal administrasi produksi.
Beruntung dalam perjalanan usahanya,proposal yang dia ajukan unutuk menjadi mitra binaan disetujui PT Krakatau Steel.Selain bantuan modal,Yeyen yang menjadi yatim piatu sejak tahun 2004 mendapat bantuan lain.seperti bimbingan administrasi produksi dan di ajak serta ikut pameran di Bandung.
Kini,barang kreasinya sudah diterima toko bahkan hotel.Yeyen berharap usahanya bisa berkembang lebih besar.Dengan demikian ,lebih banyak limbah yang bisa dia gunakan untuk mendukung pengurangan limbah di alam.Selain itu,dia juga ingin lebih banyak tenaga kerja yang terserap sehingga mengurangi jumlah pengangguran.Ah cita-cita yang mulia.



Tidak ada komentar: